Masa Air Tertua dan Terbesar di Jagat Raya

On Senin, 02 Januari 2012 0 komentar

Sejumlah astronom telah menemukan jejak massa air tertua dan terbesar yang pernah terdeteksi di jagat raya ini.

Awan raksasa yang berumur 12 miliar tahun ini setara dengan 140 triliun kali lebih banyak dari seluruh massa air yang bisa dikumpulkan di Bumi.

Uap atau awan raksasa ini diketahui mengelilingi lubang hitam supermasif bernama Quasar yang letaknya 12 miliar tahun cahaya dari Bumi. Penemuan itu lalu menunjukkan, air itu telah ada hampir semenjak jagat raya terbentuk.


http://i.space.com/images/i/11163/i02/black-hole-quasar-water-cloud.jpg?1311361757

"Karena cahaya tersisa yang kita lihat di Quasar ini sebetulnya tercipta 12 miliar tahun yang lalu, kami melihat kandungan air itu tercipta sekitar 1,6 miliar setelah jagat raya terbentuk," ujar Alberto Bolatto, astronom dari Universitas Ma ryland yang melakukan riset itu seperti dikuti Space.com.

Penemuan ini mendorong munculnya fakta baru adanya air tertua yang terdeteksi di jagat raya. Jarak waktu dari kandungan air ini terbentuk dengan peristiwa Big Bang atau kemunculan jagat raya hanya 1,6 miliar tahun.

Awan air yang berada di sekitar lubang hitam Quasar diperkirakan memiliki temperatur 53 derajat Celcius. Tingkat kerapatannya 300 triliun kali lebih rendah dari atmosfer Bumi.

Pengukuran atas awan air dan molekul lain yang ada di sekitarnya macam karbon monoksida menjadi energi bagi lubang hitam untuk bisa berkembang lebih besar hingga 6 kali lipat dari ukuran saat ini.

Sumber :
kompas.com
Read more ...»

Bintang Terdingin yang Lebih Dingin dari Api

On 0 komentar

Para astronom menemukan 14 bintang terdingin yang masuk dalam kelompok Katai Coklat, benda angkasa yang juga disebut bintang gagal, sebab punya massa terlampau kecil untuk bisa mendukung reaksi fusi sehingga tidak bisa bersinar miliaran tahun layaknya Matahari.

Kini, dengan peralatan yang sama, yakni Wide-field Infrared Survey Explorer (WISE) NASA, astronom berhasil menemukan bintang yang lebih dingin dari sebelumnya, disebut WISE 1828+2650.


http://assets.kompas.com/data/photo/2011/04/11/2147507620X310.jpg

Saking dinginnya bintang ini, kalau mau, kita bisa menyentuhnya tanpa takut luka bakar seperti kalau terbakar api.

WISE 1828+2650 ditemukan dalam pengamatan yang berlangsung Januari 2010 - Februari 2011. Lebih spesifik, katai coklat tersebut termasuk dalam famili katai Y. Temperatur atmosfer katai coklat ini lebih dingin dari temperatur ruangan Bumi, yang berarti kurang dari 25 derajat Celsius.

"Katai coklat yang ditemukan lewat penelitian ini lebih mirip dengan suhu oven Anda," kata Davy Kirkpatrick, salah satu ilmuwan yang bekerja dengan WISE di Infrared Processing and Analysis Center di California Institute of Technology, Pasadena, Amerika Serikat.

Penemuan katai coklat ini akan sangat membantu para astronom mempelajari bagaimana bintang terbentuk dan atmosfer di planet di luar Tata Surya. Atmosfer katai coklat menyerupai Jupiter namun lebih mudah dipelajari karena terdapat sendirian di antariksa, terpisah dari bintang induknya.

Bersama penemuan bintang terdingin ini, ilmuwan juga mengatakan bahwa ada 99 katai coklat lain yang ditemukan. Penemuan katai coklat secara keseluruhan dipublikasikan di Astrophysical Journal Supplement Series. Sementara penemuan Katai Y dipublikasikan di Astrophysical Journal baru-baru ini.

Hal yang menarik dari penemuan ini bukan hanya adanya bintang terdingin di jagat raya, tetapi juga adanya bintang-bintang yang letaknya relatif dekat dengan Tata Surya, hanya berjarak sekitar 9-40 tahun cahaya saja.

Katai Y yang terdekat dengan Tata Surya adalah WISE 1541-2250 yang berjarak 9 tahun cahaya. Bintang ini menjadi bintang ketujuh terdekat dengan Tata Surya. Bintang yang terdekat dengan Tata Surya sendiri adalah Prima Centauri, hanya berjarak 4 tahun cahaya.

Michael Cushing dari Jet Propulsion Laboratory NASA, penulis utama paper katai Y di Astrophysical Journal mengatakan, "Menemukan katai Y di dekat Matahari kita seperti menemukan rumah tersembunyi di blok tempat Anda tinggal."

Cushing menambahkan, dengan WISE, astronom bisa menemukan lebih banyak lagi katai Y. Nantinya, mungkin bisa ditemukan katai Y yang letaknya jauh lebih dekat dari bintang terdekat dengan Tata Surya.

Untuk menemukan katai Y, astronom selain menggunakan WISE juga memakai Spitzer Space Telescope yang menyeleksi lagi kandidat katai Y yang ditemukan.

Astronom juga menggunakan Hubble Space Telescope. Katai Y diidentifikasi berdasarkan karakteristik spektralnya, menunjukkan bahwa temperaturnya lebih rendah dari katai coklat lain.

Sumber :
kompas.com
Read more ...»

Nebula Belalai Gajah yang Indah dan Menawan

On 0 komentar

Menyerupai bentuk makhluk yang sedang dikejar aliran api, Nebula Belalai Gajah merupakan salah satu nebula yang bisa dilihat dengan mata telanjang.

Nebula ini bisa dilihat dengan mata telanjang dengan kondisi langit malam yang benar-benar gelap. Nebula ini terletak di rasi bintang Cepheus (raja) yang jaraknya sejauh 2.400 tahun cahaya.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1774981.jpg

Gambar ini diambil Bob dan Janice Fera antara 23-26 Juli 2011 dari Eagle Ridge Observatory, Foresthill, California. Sebuah nebula merupakan awan gas dan debu di luar angkasa.

Beberapa nebula merupakan daerah tempat bintang baru terbentuk, sementara lainnya merupakan sisa-sisa bintang sekarat atau mati.

Nebula ini merupakan nebula emisi yang artinya, nebula ini memiliki awal gas ionisasi yang memancarkan cahaya dengan beragam warna, biasanya melalui foton berenergi tinggi.

Ilmuwan yakin awan nebula ini merupakan situs formasi bintang dengan bintang muda yang menyatu dari lubang kecil di kepala titiknya seperti dimuat Science.

Sumber :
inilah.com
Read more ...»

Planet Unik yang Memiliki Dua Matahari

On 0 komentar

Masih ingat gambaran planet Tatooine, rumah Luke Skywalker dalam film Star Wars yang memiliki dua matahari? Planet seperti itu ternyata benar-benar ada di alam semesta.

Para ahli astronomi AS mengumumkan penemuan planet dengan dua matahari tersebut dalam jurnal ilmiah Science terbaru.


http://assets.kompas.com/data/photo/2011/01/11/1036431620X310.jpg

Planet yang diberi nama Kepler-16b itu berukuran hampir sama dengan planet Saturnus di Tata Surya kita, dan terletak sekitar 200 tahun cahaya dari Bumi.

Planet ini terletak pada jarak sekitar 105 juta kilometer dari dua bintang induknya, dan memiliki periode orbit 229 hari.

Planet tersebut ditemukan menggunakan teleskop angkasa Kepler, yang memantau tak kurang 155.000 bintang. "Penemuan ini sangat mengejutkan.

Sekali lagi, sesuatu yang dulu hanya ada di kisah sains-fiksi, kini menjadi kenyataan," ungkap Alan Boss dari Carnegie Institution for Science Department of Terrestrial Magnetism, salah satu astronom yang menulis artikel ilmiah tersebut.

Studi yang menemukan Kepler-16b ini dipimpin oleh astronom Laurance Doyle dari lembaga Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI) Institute yang bermarkas di California, AS.

Sebelumnya, para astronom dari seluruh dunia sudah melihat beberapa planet yang mereka yakini mengorbit dua bintang sekaligus. Akan tetapi, mereka belum pernah melihat planet-planet tersebut melintas langsung di depan dua mataharinya, sehingga penemuan ini menjadi bukti pertama adanya planet dengan dua matahari.

"Kepler-16b adalah contoh pertama dan tak diragukan lagi dari sebuah planet sirkumbinari, yakni planet yang mengorbit dua bintang sekaligus. Sekali lagi ini membuktikan bahwa Tata Surya kita hanyalah satu bentuk variasi sistem planet yang bisa diwujudkan oleh alam." Ungkap Josh Carter dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang juga turut terlibat dalam penemuan ini.

Jika ada makhluk yang mendiami planet tersebut, mereka bisa menikmati saat-saat senja dengan dua matahari yang terbenam, seperti dialami Luke Skywalker dalam Star Wars.

Namun, kemungkinan adanya makhluk hidup mirip manusia di planet ini sangat kecil, mengingat suhu permukaannya sangat rendah, yakni berkisar antara minus 73 sampai minus 101 derajat Celsius.

Suhu rendah ini dimungkinkan karena meski memiliki dua matahari, ukuran kedua bintang induk tersebut jauh lebih kecil dibanding Matahari kita dan memancarkan energi yang lebih kecil.

Massa salah satu bintang tersebut hanya seperlima dari massa Matahari, dan bintang kedua hanya memiliki 69 persen massa Matahari.

Selain dikelilingi oleh planet Kepler-16b ini, dua bintang tersebut saling mengorbit satu sama lain dalam sebuah "dansa angkasa" dengan periode orbit 41 hari.


Sumber :
kompas.com
Read more ...»

Bumi adalah Jupiter yang Gagal

On 0 komentar

Planet-planet batuan, termasuk Bumi, sejatinya merupakan planet gas raksasa seperti Jupiter yang gagal terbentuk. Ini berdasarkan teori pembentukan planet terbaru yang diungkapkan oleh Sergei Nayakshin, astronom University of Leicester, seperti diberitakan Space.com.

Teori pembentukan planet yang umumnya dipercaya saat ini adalah akresi inti. Mulanya, ada piringan gas raksasa di sekitar bintang yang baru lahir.


http://assets.kompas.com/data/photo/2011/09/19/1720594620X310.jpg

Partikel debu pada piringan itu bergabung membentuk objek yang lebih besar disebut planetesimal yang kemudian membentuk struktur yang lebih besar.

Akibat proses itu, massa yang terbentuk pun lebih besar. Pada satu massa tertentu, disebut massa kritis, gravitasi akan menarik massa gas dari piringan yang terdapat di sekitar gumpalan tersebut.

Demikianlah, planet batuan kemudian terbentuk dari proses yang panjang dan rumit tersebut.

Teori baru yang diajukan Nayakshin disebut tidal downsizing. Berdasarkan teori ini, gumpalan gas pada awalnya terbentuk di zona yang jauh dari tempat planet umumnya ditemukan sejauh ini.

Dalam prosesnya, gumpalan gas mendingin dan menyusut menjadi planet yang masih tergolong massif, sekitar 10 kali ukuran Jupiter.

Selama penyusutan berlangsung, partikel debu yang terdapat dalam piringan gas bergabung menjadi lebih besar dan kemudian "jatuh" ke bagian tengah gumpalan gas, membentuk padatan yang solid di sana.

Di sinilah akhirnya terbentuk planet batuan primitif dengan pembungkus gumpalan gas di luarnya.

Peristiwa selanjutnya, piringan gas membawa planet primitif ini mendekati bintangnya. Gas pembungkus planet primitif ini kemudian "dimakan" oleh bintang induknya.

Bagian yang "selamat" hanya inti berwujud padat dan sebagian gas, terselamatkan karena massa jenisnya yang tergolong besar.

Proses perampasan gas pembungkus inilah yang kemudian membentuk planet Super Earth atau planet batuan seperti Bumi.

Dengan kata lain, Super Earth dan planet batuan pada dasarnya adalah planet gas yang tak memiliki kesempatan untuk tumbuh dewasa karena mekanisme di semesta serta "kejahatan" sang bintang.

Nayakshin menguraikan teori baru pembentukan planet ini di Monthly Notice jurnal Royal Astronomical Society yang terbit Agustus lalu.

Ia mengakui, sebagai sebuah teori baru, masih banyak kelemahan yang harus ditutupi dan masih harus diuji. Ia berharap para ilmuwan berkenan mengkaji lebih lanjut teori yang dipaparkannya.

Menanggapi teori Nayakhsin, Aaron Boley dari University of Florida yang melakukan penelitian tentang pembentukan planet gas raksasa mengatakan bahwa proses tidal disruption memungkinkan kehidupan berevolusi pada sistem bintang yang lebih bervariasi.

"Ini cara lain alam menciptakan planet," kata Boley. Makin banyak planet, makin besar potensi kehidupan.

Nayakhsin sendiri mengatakan, model akresi inti dan tidal disruption memiliki langkah-langkah fisik yang sama tetapi proporsinya berbeda.

"Dalam hal ini, model finalnya mungkin adalah gabungan," katanya. Ia juga menbambahkan bahwa planet batuan yang terbentuk pada proses tidal disruption mungkin berukuran "nol sampai 10 massa Bumi."

Sumber :
kompas.com
Read more ...»

Galaksi Teraneh di Alam Semesta

On 0 komentar

Astronom berhasil menemukan sebuah galaksi jauh paling aneh yang terletak di antara tempat teraneh di semesta.

Galaksi Holmberg II menjadi salah satu bintang atraksinya. Hubble Space Telescope (HST) berhasil memotret galaksi ini sedang ‘meniup gelembung’ yang sebenarnya adalah ‘kerang’ gas yang tercipta akibat siklus kehidupan beberapa generasi bintang.


http://static.inilah.com/data/berita/foto/1780992.jpg

Bintang bermassa tinggi ini membentuk wilayah padat gas yang kemudian mengeluarkan angin rasi bintang kuat yang menghembuskan materi di sekitarnya. Di akhir hidupnya, seperi ditulis Dailymail, bintang ini meledak sebagai supernova.

Gelombang kejut merobek wilayah kurang padat di sekitar bintang kemudian memanaskan gas dan membentuk ‘kerang’ menakjubkan ini. Hasil gambar menakjubkan ini merupakan perpaduan gambar tampak dan gambar paparan inframerah HST.

Sumber :
inilah.com
Read more ...»

Apakah Makhluk Planet Lain Sungguh Ada?

On 0 komentar

Cerita tentang keberadaan alien selalu membangkitkan rasa ingin tahu. Mulai dari pengakuan banyak orang melihat piring terbang, analisa arkeolog yang bingung dengan penemuan dari masa lalu yang melampaui 'kecerdasan' di jamannya, hingga akhirnya observasi ke planet dan bintang yang jauh.

Secara logika, cukup beralasan kalau mahluk asing kemungkinan besar ada. Tinggal menunggu, apakah sains bisa menjawab? Dan, faktor apa saja yang mendukung keberadaan alien dari planet yang jauh? Ini alasannya:




Seratus Juta Galaksi
Mungkin ada 100.000.000 galaksi di alam semesata kita, karena diperkirakan ada 50 milyar galaksi yang terlihat dengan teleskop modern. Setiap galaksi harus memiliki sejumlah bintang di dalamnya, sebanyak ratusan miliar. Sekarang kita semua tahu bahwa bintang-bintang memiliki sistem planet, karena kehadiran bintang yang tertangkap teleskop pasti mendeteksi keberadaan planet-planet di dekatnya

Sekarang, jika galaksi yang ada, dan setiap galaksi memiliki planet di dalamnya, maka ada kemungkinan planet untuk memiliki air atau beberapa bentuk kehidupan di atasnya (meskipun hanya sejenis organisme kecil). Astrofisikawan terus mencari kehidupan di planet lain.


Bermilyar Bintang
Meskipun mungkin tidak ada bukti yang pasti kehidupan di planet-planet selain Bumi, namun alam semesta kita terdiri dari triliunan bintang. Dan penelitian menunjukkan bahwa beberapa tahun terakhir setidaknya 50 persen dari bintang-bintang yang ada menunjukkan keberadaan planet di dekatnya.


Ada air di beberapa planet
Kita semua tahu pentingnya air bagi kehidupan. Nah, ternyata penelitian menemukan ada kelimpahan air dalam sistem surya kita. Misalnya, fakta membuktikan bahwa air mungkin mengalir di bawah shell Mars.

Kemudian pada Europa (bulan Jupiter) memiliki jejak samudera cair di atasnya. Bahkan Venus, sebagian peneliti percaya mungkin memiliki sedikit air di atmosfernya. Sehingga cukup banyak menjadi bukti kemungkinan adanya kehidupan asing.

Air di planet Mars Foto : Telegraph.co.uk

Ditemukan kehidupan di planet lain
Para ilmuwan telah menemukan kehidupan di setiap bagian dari bumi. Apakah mereka ditemukan di bawah, gelap dan dingin kedalaman lautan; tersembunyi di bawah es Antartika, atau di gurun kering seperti Gurun Atacama.

Sekeras apa pun kondisi alam, ternyata masih ada kehidupan. Kemungkinan yang sama juga dipegang teguh oleh ilmuwan, bahwa kerasnya alam di Mars atau Venus, masih mungkin ada bakteri yang hidup di sana. Penemuan-penemuan ini telah memungkinkan para ilmuwan untuk kembali meyakini ada kehidupan luar angkasa.

Banyak orang melihat UFO
Setidaknya 100.000 penampakan UFO / alien telah diakui oleh banyak orang selama 50 tahun terakhir. Sekitar 7% dari orang di dunia kita mengklaim telah melihat UFO dan bahkan alien.



Bahkan juru bicara militer juga yakin telah melihat mereka. Menurut banyak orang yang mengamati benda-benda langit untuk mencari tanda-tanda kehidupan, mereka masih mengaku percaya pada asumsi yang berlaku tentang kemungkinan peradaban asing yang ada.


Sumber :
http://www.apakabardunia.com/2011/11/apakah-mahluk-planet-lain-sungguh-ada.html
Read more ...»

Bintik Misterius di Planet Uranus

On 0 komentar

Kebanyakan orang berpikir bahwa Uranus adalah planet yang tidak menarik. Planet yang memiliki kandungan air, metana, dan amonia dalam bentuk es dan sering disebut sebagai "es raksasa" ini kalah populer dibanding Mars, Jupiter, atau bahkan Pluto yang sudah mantan planet.

Namun, penemuan ahli keplanetan Larry Sromovsky membuat banyak orang bertanya-tanya. Sromovsky dengan teleskop Gemini 8,1 meter menemukan adanya bintik aneh di Uranus. Bercak serupa awan itu diduga merupakan erupsi es metana yang membumbung ke atmosfer Uranus.


http://assets.kompas.com/data/photo/2011/10/31/1639544620X310.jpg

Heidi B Hammel, pakar ilmu keplanetan lain yang juga terlibat penelitian, menggunakan Facebook untuk mengumumkan hasil penemuannya. Ia mengajak orang, termasuk astronom amatir, untuk mengobservasi bintik itu lebih lanjut. Jika informasi telah cukup, maka pengamatan dengan teleksop Hubble akan dilakukan.

Hammel menjelaskan, "Alasan kita peduli pada 'awan' di planet Uranus sebabnya ialah sepertinya fenomena itu bersifat musiman."

Ia menjelaskan, Uranus berputar miring pada sisinya sehingga memberi perubahan cahaya matahari ekstrem ketika musim berubah. Perubahan yang terjadi bahkan lebih dramatis daripada yang ada di planet lain.

"Uranus memberi kita wawasan tentang keseimbangan energi di atmosfer suatu planet," tambah Hammel seperti dikutip Discovery, Jumat (28/10/2011).

Ektremnya perubahan musim terbukti dari lamanya tiap-tiap area Uranus mendapat sinar Matahari. Selama 84 tahun revolusi (berdasarkan waktu Bumi), belahan utara Uranus menerima cahaya secara terus-menerus, sementara selama 42 tahun juga, belahan selatan Uranus gelap total.

Tidak tahu apakah para astronom amatir bisa memecahkan misteri ini karena keterbatasan peralatan. Namun yang jelas, Uranus kini juga bisa menjadi salah satu obyek yang bisa diteliti.

Sumber :
kompas.com
Read more ...»