Read more ...»
Makalah IBD Periode 1
MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
KONTRIBUSI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM PELESTARIAN KEBUDAYAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : GHINA MEI ALODIA
NPM : 13111045
KELAS : 1 KA33
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN S1 - SISTEM INFORMASI
Topik Makalah
Kontribusi Pemerintah dan Masyarakat
Dalam Melestarikan Kebudayaan
Kelas : 1-KA33
Tanggal Penyerahan Makalah : 16 Maret 2012
Tanggal Upload Makalah : 17 Maret 2012
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M | Nama Lengkap | Tanda Tangan |
13111045 | GHINA MEI ALODIA |
Program Sarjana Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas berkat Rahmat-Nya makalah ini dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas individu Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar di Universitas Gunadarma.
Makalah ini dapat saya selesaikan berkat bantuan semua pihak. Oleh karena itu, sudah pada tempatnya apabila saya berterima kasih kepada :
1. Bpk Muhammad Burhan Amien, selaku dosen Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar, yang telah memberikan bimbingan kepada saya.
2. Rekan-rekan saya di kelas 1KA33 yang bersedia memberikan saran dan bantuan..
3. Orang tua saya serta orang – orang terdekat yang telah memberikan dorongan semangat, do’a dan materi untuk saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun akan saya terima dengan lapang dada untuk kesempurnaan makalah saya ini di kemudian hari.
Mudah-mudahan kepada semua pihak yang telah membantu saya mendapatkan balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin
Bekasi, 16 Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ii
Daftar Isi . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iii
BAB I PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1. Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .1
2. Tujuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .2
3. Sasaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
BAB II PERMASALAHAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .4
1. Kekuatan (Strength) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2. Kelemahan (Weakness) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
3. Peluang (Opportunity) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
4. Hambatan (Threats) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
1. Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .8
2. Rekomendasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
REFERENSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Begitu banyak ragamnya sehingga budaya-budaya di Indonesia juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Hal ini disebabkan karena kemajemukan suku bangsa di Indonesia sehingga menimbulkan beragam budaya. Oleh karena itu, Indonesia memiliki semboyan “Bhineka Tunggal Ika”, symbol yang diakui dunia sebagai wujud dari bersatunya semua kebudayaan. Sebagaimana yang tercantum dalam penjelasan UUD 45, yaitu “Kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budinya rakyat Indonesia seluruhnya. Kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai puncak-puncak kebidayaan di daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia.”. Dengan kata lain, keanekaragaman budaya yang tercakup dalam “Bhineka Tunggal Ika” lebih dimaksudkan pada keanekaragaman kebudayaan (Multicultural Society).
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan itu sendiri memiliki pengeertian, yakni ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tersebut bersifat abstrak. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.
Karena Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya, maka diperlukan program intensif dalam rangka melestarikan kebudayaan di Indonesia. Pemahaman tentang keragaman budaya yang diimplementasikan dengan baik akan membawa kedamaian. Menarik isu bagaimana bisa mendamaikan banyak pihak yang bisa sangat berbeda latar belakang budaya. Itu tidak bisa hanya semata-mata dengan slogan dan suatu kekayaan budaya. Karena jauh lebih penting, pada kenyataannya kita melihat bahwa perbedaan itu ada muncul potensi konflik permasalahan juga, tapi bagaimana kita mengelolanya tanpa menutup mata terhadap perbedaan tadi.
Untuk mencegah pengaruh yang buruk, dan upaya untuk melestarikan dan mempersatukan budaya perlu adanya KONTRIBUSI dari semua pihak. Kontribusi adalah segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama. Kontribusi pemerintah dan masyarakat merupakan wujud dari sebuah pengabdian dalam mewujudkan tujuan cita-cita bangsa dalam membesarkan Negara ini , salah satunya yaitu melestarikan budaya.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Kebudayaan itu sendiri memiliki pengeertian, yakni ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan tersebut bersifat abstrak. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk dalam berbagai hal, seperti keanekaragaman budaya, lingkungan alam, dan wilayah geografisnya. Keanekaragaman masyarakat Indonesia ini dapat dicerminkan pula dalam berbagai ekspresi keseniannya. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan pula bahwa berbagai kelompok masyarakat di Indonesia dapat mengembangkan keseniannya yang sangat khas. Kesenian yang dikembangkannya itu menjadi model-model pengetahuan dalam masyarakat.
Karena Indonesia memiliki banyak keanekaragaman budaya, maka diperlukan program intensif dalam rangka melestarikan kebudayaan di Indonesia. Pemahaman tentang keragaman budaya yang diimplementasikan dengan baik akan membawa kedamaian. Menarik isu bagaimana bisa mendamaikan banyak pihak yang bisa sangat berbeda latar belakang budaya. Itu tidak bisa hanya semata-mata dengan slogan dan suatu kekayaan budaya. Karena jauh lebih penting, pada kenyataannya kita melihat bahwa perbedaan itu ada muncul potensi konflik permasalahan juga, tapi bagaimana kita mengelolanya tanpa menutup mata terhadap perbedaan tadi.
Untuk mencegah pengaruh yang buruk, dan upaya untuk melestarikan dan mempersatukan budaya perlu adanya KONTRIBUSI dari semua pihak. Kontribusi adalah segala bentuk tindakan dan pemikiran yang bertujuan untuk mewujudkan sebuah cita-cita bersama. Kontribusi pemerintah dan masyarakat merupakan wujud dari sebuah pengabdian dalam mewujudkan tujuan cita-cita bangsa dalam membesarkan Negara ini , salah satunya yaitu melestarikan budaya.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah :
1. Dalam rangka melaksanakan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar;
2. Membantu agar mahasiswa mampu memahami kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaaan;
3. Supaya mahasiswa dapat mengaplikasikan upaya pelestarian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari;
4. Meningkatkan kesadaran bagi masyarakat luas dalam kontribusi pelestarian kebudayaan.
C. Sasaran
Makalah ini ditujukan bagi semua pembaca, baik secara langsung, maupun di dalam blog mengenai kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan. Ada beberapa point sasaran yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Memahami dasar kebudayaan sehingga dapat ikut serta dalam melestarikan kebudayaan;
2. Masyarakat yang berjiwa Pancasila serta memiliki integritas kebidayaan yang tinggi;
3. Bersikap terbuka dengan lingkungan sekitar serta kebudayaan sekitar;
BAB II
PERMASALAHAN
Analisis permasalahan kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari aspek :
1. Kekuatan (Strength)
a. Tumbuhnya rasa cinta serta rasa persatuan antar masyarakat Indonesia.
Hal, ini terbukti dengan dukungan dari berbagai pihak terhadap Pulau Komodo. Mendukungnya agar Pulau Komodo dapat masuk ke dalam tujuh keajaiban dunia.
b. Pendekatan budaya yang terwujud dari rasa Nasionalisme warga Indonesia.
Pemuda dan pemudi Indonesia banyak yang memperlihatkan kemampuannya di berbagai panggung budaya, khususnya yang menyangkut seni dan ilmu pengetahuan. Seperti yang dilakukan Nana Krit , “Pengalaman dirinya yang di masa lalu pernah dibilang seperti nenek-nenek tatkala mengenakan batik tak membuatnya surut, bahkan hingga kini ia masih getol mempromosikan , mengenakan dan mengoleksi batik”. ( Kompas, 29 Oktober 2011 :12).
c. Meningkatnya apresiasi terhadap aset budaya, termasuk seni. dan meningkatnya sistem pengelolaan, termasuk sistem pembiayaannya, sehingga aset budaya dapat berfungsi optimal sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan pengembangan kebudayaan.
Hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan – kegiatan budaya yang di sponsori oleh perusahaan atau yayasan swasta seperti kontribusi perusahaan swasta yang dilakukan oleh KOMPAS yang masih berpegang teguh dengan menggunakan bahasa yang baik dalam media cetaknya terlihat dengan di berikannya penghargaan media berbahasa terbaik untuk harian “ KOMPAS “ oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan kebudayaan dalam puncak acara Bulan bahasa 2011 serta Gerakan Nasional Cinta Bahasa Indonesia di Jakarta. ( Kompas, 29 Oktober 2011 :12)
d. Adanya peraturan yang jelas mengenai Pelestarian budaya yamg dilakukan Pemerintah.
Seperti yang tertuang dalam UUD 45 pasal 32 yang menjelaskan tentang pelestarian budaya, terlihat jelas bahwa Negara menjamin, menghormati dan memelihara kebudayaan bangsa. Bahkan wujud dari pedulinya Pemerintah terhadap kebudayaan bangsa bisa terlihat dengan banyaknya kegiatan – kegiatan pemerintah dalam pergaulan Internasional dengan membawa seni kebudayaan bangsa lewat pertukaran pelajar , kunjungan kerja maupun kegiatan lain; Penerbitan pedoman Etika Kehidupan Berbangsa: Rumusan dan Program Aksi yang merupakan penjelasan operasional dari TAP MPR-RI No. VI/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa sebagai tanggapan terhadap situasi krisis moral dan etika saat ini;
2. Kelemahan (Weakness)
a. Kecendrungan masyarakat terhadap budaya asing.
Perubahan globalisasi yang cepat mengakibatkan makin menipisnya batas-batas negara, terutama dalam konteks sosial budaya sehingga tidak ada budaya yang “bersih” dari pengaruh budaya global. Globalisasi ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang berpengaruh pada dinamika sosial dan budaya masyarakat sehingga nilai-nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan persatuan dan ciri khas bangsa Indonesia cenderung semakin pudar bersamaan dengan menguatnya nilai-nilai materialisme.
b. Apresiasi masyarakat yang masih rendah terhadap berbagai kebudayaan.
Kurangnya minat baca masyarakat dan lambatnya pertumbuhan budaya kewirausahaan yang bersifat progresif dan lebih berorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
c. Lemahnya pertahanan negara.
Dengan keadaan geografis di wilayah Indonesia yang memiliki kurang lebih 3.000 pulau yang tersebar di sekitar daerah equator sepanjang kurang lebih 3.000 mil dari timur ke barat dan lebih dari 1.000 mil dari utara ke selatan, Indonesia hanya memiliki sistem pertahanan yang seadanya. Hal ini berbeda jauh dengan negara Malaysia, Australia, dan sebagainya.
d. Kurangnya pemahaman, apresiasi, dan komitmen pemerintah daerah di dalam pengelolaan pelestarian budaya berdampak pada makin menurunnya kualitas pengelolaan kebudayaan.
Tanpa adanya pemahaman, apresiasi dan komitmen dalam melestarikan kebudayaan maka tidak akan timbul kontribusi yang bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan.
3. Peluang (Opportunity)
a. Rasa nasionalisme Indonesia yang Tinggi.
Ketika beberapa kebudayaan Indonesia diakui oleh negara lain, pastinya reaksi penentangan dari berbagai kalangan masyarakat yang secara tidak langsung dapat memperkuat ikatan persatuan rakyat Indonesia.
b. Banyaknya pendekatan kebudayaan sebagai wujud rasa cinta tanah air.
Berkembangnya interaksi yang harmonis antar kelompok masyarakat sehingga memperkuat semangat Indonesia serta berkembangnya berbagai wujud ikatan kebangsaan.
c. Maraknnya atau menjamurnya acara dalam media informasi tentang kebudayaan daerah.
Dengan adanya acara-acara tentang kebudayaan daerah, secara tidak langsung acara tersebut memperkenalkan budaya antar daerah sehingga fungsi informasi dan pengetahuan mampu terwujud kepada masyarakat luas.
d. Dengan adanya Perda Otonomi Daerah, kebudayaan daerah mampu berkembang.
Pelestarian kebudayaan tidak lagi tergantung pada Pemerintah Pusat, PEMDA mampu menunjukkan arah kemana pelestarian kebudayaannya. Masyarakat pun bisa lebih ikut andil dalam melestarikan kebudayaannya.
4. Tantangan/Hambatan (Threats)
a. Terhambatnya Pelestarian Kebudayaan oleh Masyarakat hanya karena masalah terbatasnya materi.
Hal ini dibuktikan dengan masih lemahnya kemampuan ekonomi sehingga usaha untuk melestarikan kebudayaan menjadi terhambat.
Hal ini dibuktikan dengan masih lemahnya kemampuan ekonomi sehingga usaha untuk melestarikan kebudayaan menjadi terhambat.
b. Penetrasi kebudayaan asing membuat generasi muda kehilangan jati diri.
Dalam berkontribusi melestarikan kebudayaan, kita tidak boleh kehilangan jati diri, kebudayaan bangsa ini akan terlihat dari karakter pribadi .
c. Banyaknya konflik yang timbul sebagai akibat salahnya pemahaman antar kebudayaan.
Peran pemerintah disini adalah sebagai polisi kebudayaan yang mampu menjadi penjaga serta pemersatu jika terjadi kesalahpahaman tersebut.
d. Makin menurunnya kualitas pengelolaan kekayaan budaya.
Menurunnya kualitas pengelolaan kekayaan budaya disebabkan dari berbagai factor seperti Pengelolaan kekayaan budaya belum sepenuhnya menerapkan prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) sehingga kualitas layanannya kurang optimal.
e. Ketidakpedulian
Karena pengaruh globalisasi, semakin banyak generasi yang kurang peduli terhadap kebudayaan karena beberapa dari mereka lebih cenderung tertarik dengan budaya barat.
BAB III
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
a. Kontribusi pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan kebudayaan diwujudkan dengan mengembangkan jati diri bangsa, mengelola keragaman budaya dengan benar, serta memperkuatan ikatan persatuan bangsa.
b. Rasa cinta bangsa terhadap tanah air dapat diwujudkan dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebudayaan, serta ikut serta dalam melestarikan kebudayaan.
c. Kontribusi antara pemerintah dan masyarakat secara luas saling berkatitan dan tidak bisa dipisah-pisah. Karena baik pemerintah maupun masyarakat harus saling bekerja sama dalam melestarikan budaya di Indonesia.
d. Baik pemerintah maupun masyarakat harus bisa mengembangkan kebudayaan di tanah air secara bersama-sama.
2. Rekomendasi
a. Peran Pemerintah
Pemerintah harus bisa lebih mengembangkan kebudayaan-kebudayaan yang ada di Indonesia. Jangan menjadikan materi sebagai penghambat dalam melestarikan kebudayaan karena sudah merupakan kewajiban pemerintah yang merupakan komando dalam upaya melestarikan kebudayaan. Pemerintah juga harus bisa mengembangkan kebudayaan-kebudayaan di daerah yang terpencil dengan meningkatkan pendidikan atau pengetahuan, ekonomi, dan sebagainya.
Akan lebih baik jika pemerintah sering bekerja sama dengan negara lain di bidang pertukaran kebudayaan dan seni, sehingga masyarakat juga akan menyadari jika Indonesia memiliki keragaman budaya yang bahkan tidak dimiliki oleh negara lain.
Selain itu, pemerintah juga harus bisa berkomunikasi dengan baik dengan masyarakat, memberi pengetahuan tentang kebudayaan terhadap masyarakat khususnya generasi muda.
b. Peran Masyarakat
Kontribusi antara pemerintah dan masyarakat harus saling berkaitan, tidak bisa dipisah-pisah. Tanpa ada peran dari masyarakat, upaya melestarikan budaya pun tidak ada gunanya. Masyarakat mempunyai peran yang penting juga dalam melestarikan kebudayaan. Masyarakat dapat membantu pemerintah dengan ikut peduli terhadap kebudayaan yang ada di Indonesia, minimal masyarakat peduli terhadap kebudayaan yang ada di lingkungan sekitar tempat mereka tinggal.
Dengan mempelajari berbagai macam pengetahuan tentang budaya, masyarakat sama saja telah turut serta dalam melestarikan kebudayaan. Karena tidak semua masyarakat paham dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Kita sebagai masyarakat hendaknya selalu menjaga dan mempertahankan kebudayaan kita agar tidak diklaim oleh negara lain.
REFERENSI
NIN. Pemuda berperan dalam pengembangan Budaya. Jakarta : Kompas . 2011.
Langganan:
Postingan (Atom)